Thailand,
siapa tak yang mengenal negeri ini, satu-satunya bangsa di Asia Tenggara yang tak pernah merasakan
ketirnya dijajah bangsa lain. Ber-Ibu
kota di Bangkok-yang katanya- surga para backpacker kota yang cukup indah dan megah. Tak hanya itu, Thailand juga dikenal dengan keindahan
alamnya khususnya Phuket Island(Pulau
Phuket) dengan pantai-pantainya yang eksotis.
Nah,
kali ini aku akan menceritakan sepenggal pengalamanku saat berada di Thailand.
Bukan di Bangkok maupun Phuket-itu terlalu mainstrem- melainkan perjalanan
singkat di salah satu kota bagian selatan Thailand. Thung Song, begitulah nama
kota tersebut, salah satu district di Provinsi Nakhon Si Thamarat. Kota yang secara view
tak jauh berbeda dengan Kota Banda Aceh. Kota ini jauh lebih kecil dibandingkan
Bangkok, namun mempunyai khasanah menarik yang menjadikan wilayah ini spesial.
Apakah itu? Mari kita simak.
![]() |
| Icon bundaran di pusat Kota Thung Song |
Pertama,
secara geografis kota ini terletak tak jauh dari perbatasan utara Malaysia.
Sehingga di sana kita masih bisa menemukan masyarakat yang terampil berbahasa
melayu, so bagi yang ingin ke sana dan
tak bisa berbahasa thailand tak perlu khawatir, Bahasa Upin-Ipinmu bisa
diterapkan di sini.
![]() |
| Letak Geografis Kota Thung Song |
Kedua,
berbeda dengan isu yang sering kita terima dari media mainstream terkait warga
di sebagian wilayah Thailand yang anti islam, di Thung Song justru muslim bisa
hidup rukun, damai, dan tentram. Untuk makanan halal pun di sana tak terlalu
sulit ditemui.
![]() |
| Ilustrasi kerukunan antar umat beragama |
Ketiga,
di kota ini tak tersedia tong sampah. Lah, pasti kotanya kotor, bau, sampah
berserakan dimana-mana. Eiits, jangan suuzhan dulu. Justru kota ini sangatlah bersih,
tanpa sampah dan tongnya. Lho, Kok bisa? Ke mana sampahnya? –Ciee yang
tiba-tiba nanyain si sampah-
Baiklah,
sepertinya poin ketiga menarik tuk dibahas lebih lanjut, mari kita telusuri.
Sampah
yang bejibun dan tak mampu terkelola dengan baik menjadi salah satu masalah mendasar
yang dihadapi oleh setiap negara berkembang yang notaben warganya cenderung
memiliki kesadaran rendah dalam menjaga lingkungan. Hal tersebut juga sempat
dialami oleh Pemerintah Kota Thung Song
beberapa tahun silam.
Menanggapi
hal tersebut, pemerintah Thung Song terus berupaya melakukan terobosan. Yaitu
dengan menerapkan konsep Zero Waste. Zero Waste sendiri merupakan konsep
produksi dengan sebisa mungkin menghindari/ meminialisir sampah. Konsep tersebut
dapat dijalankan salah satunya dengan penerapan konsep 3R(Reduce, Reuse, Recycle).
Dalam
merealisasikan hal tersebut, pemerintah terus memberi pemahaman kepada warga melalui
pelatihan tentang pemanfaatan sampah bagi warga maupun siswa-siswa sekolah. Setelah
dikira mampu, mulailah tong-tong sampah di setiap sudut kota ditarik, warga dituntut
mampu memikirkan sampahnya sendiri. Kendati sempat menuai protes dari warga,
namun setelah merasakan sendiri hasilnya, mereka pun sadar dan semakin antusias
dengan program zero waste ini. Upaya
tersebut berhasil menekan jumlah produksi sampah di KotaThung Song hingga mencapai
70 %. Fantastis.
![]() |
| Deretan pertokoan dan jalanan tanpa sampah |
Nah demikian
sekelumit kesan dari kota kecil bernama Thung Song. Kiranya apa yang berhasil direalisasikan di Thung Song akan
sangat luar biasa apabila bisa di terapkan di kota madani tercinta. Toh
kepedulian akan lingkungan menjadi tolak ukur keimanan suatu kelompok
masyarakat, kan?




ConversionConversion EmoticonEmoticon