Dalam koloni berjalan dalam baris tuk berburu
camilan manis, saling menopang dan bersinergi bak pasukan bebaris handal, tampa
komando membawa hasil buruan menyela dalam lubang. Dialah semut, salah satu
hewan terkecil di dunia dengan ukuran tubuh Semampai (Se Inci Tak Sampai), hanya
tampak di sekian jarak. Dengan tiga pasang kaki mungil, yang apabila melihat
bekas lintasnya hampir tak ada bekas gaya tekan yang berarti. Namun
menakjubkanlah ucapan seekor semut
ketika bala tentara Sulaiman a.s merambah negerinya. Surat An-Naml ayat 18
mengabadikannya.
“Wahai para semut, masuklah ke dalam rumah tinggal
kalian agar Sulaiman dan pasukannya tak menginjak kalian sedang mereka tak
menyadari.”
3 patah kata yang berisi ibrah yang melimpah.
Pertama, seruan indah ini ditujukan untuk menyelamatkan kaum semut. Sungguh
ucapan seperti itu sangatlah mahal nilainya. Sepatutnya manusia berlatih untuk
berkata yang demikian. Bagi seorang muslim hendaknya berucap dengan baik; benar
isinya, indah tuturnya, tepat waktunya, jelas manfaatnya, dan tentunya
berolehkan pahala akannya. Atau sebaiknya diam. Diam yang menyelamatkan asa dan
menenangkan jiwa.
Pelajaran kedua, yang hendak diselamatkan semut
adalah sesama semut yang andai pun tak terselamatkan dan mati tidak kan
mempertanggungjawabkan amalnya. Walau demikian, kalimat tersebut diabadikan di
dalam Al-Quran. Maka betapa lebih mulia apabila kalimat tersebut diucapkan
manusia tuk menyelamatkan manusia. Sebab hidup manusia adalah mengenai amanah
ibadah yang akan dipertanggunjawabkan dengan detail di kemudian hari.
Pelajaran ketiga, ucapan semut ditujukan untuk
menyelamatkan hidup bangsanya di dunia. Maka alangkah lebih mulianya ucapan
setiap manusia yang ditujukan untuk menyelamatkan sesama di kehidupan
akhiratnya kelak. Beginilah jalannya dakwah, ucapan tulus tuk berihsan dalam
kehidupan dan berikhlas dalam hati.
Pelajaran keempat, ucapan “masuklah ke dalam rumah
tinggal kalian” mengajarkan bahwa hendaknya setiap insan terus berusaha agar
mampu menyediakan tempat berteduh dan bernaung bagi mereka yang berada dalam
tanggung jawabnya, sebab bagi orang beriman rumah bukan saja dijadikan tempat untuk
berteduh, namun juga sebagai tempat untuk menyembah Allah, membina keluarga,
dan menanamkan tauhid.
Pelajaran kelima ucapan semut bernada husnu
dzhan. Simaklah kalimat, “Agar Sulaiman dan pasukannya tak menginjak kalian
sedang MEREKA TAK MENYADARINYA.” Alangkah mulianya si semut yang ber-husnu dzhan, mereka menyadari bahwa
jikapun terinjak pastilah bukan karena kesengajaan, sebab Sulaiman dan bala
tentaranya tak menyadari kehadiran semut di bawah kaki mereka.
Betapa jelitannya husnu dzhan terhadap sesama hamba Allah, sebab su_u dzhan pada saudara hakikatnya adalah menuduh diri sendiri.
Yakni, membayangkan bahwa seandainya kita berada di posisi beliau, kita akan
melakukan hal buruk yang kita tuduhkan.
Demiikian seuntaian pelajaran dari si semut, apabila
kurang berkenan Penulis minta maaf atas segala keterbatasan. Semoga beroleh
ibrah.
*Tulisan di atas merupakan makna yang terajut dari kicauan Salim A Fillah.
ConversionConversion EmoticonEmoticon