Oleh : Fajri
Di
Kabupaten Bener Meriah, Provinsi Aceh, terdapat sebuah gunung dengan ketinggian
mencapai 2.885 meter dari atas permukaan laut, gunung yang merupakan puncak
tertinggi nomor tujuh di Sumatera. Gunung ini dikenal dengan Gunung Geureudong,
namun masyarakat sekitar sering menyebutnya dengan Gunung Burni Telong. Dalam
Bahasa Gayo yang merupakan bahasa masyarakat setempat, Burni Telong diartikan
dengan “gunung yang terbakar”. Gunung ini merupakan gunung berapi aktif yang terakhir
kali pernah meletus pada tanggal 7 Desember 1924 yang mengakibatkan kerusakan dahsyat
terhadap lingkungan sekitarnya termasuk lahan pertanian dan perkampungan warga.
Letusan
yang pernah terjadi
menciptakan sebuah kawah nan indah, elok dipandang yang terletak di puncak Burni Telong. Lekukan kawah yang hampir membenuk lingkaran sempurna dikelilingi awan putih bak salju menyajikan keindahan alam yang sangat memanjakan mata. Keindahan lain yang tersaji adalah hamparan tanaman bunga Edelweiss yang meliuk-liuk diterpa udara dingin nan sejuk yang tumbuh di sekitar kawah gunung.

menciptakan sebuah kawah nan indah, elok dipandang yang terletak di puncak Burni Telong. Lekukan kawah yang hampir membenuk lingkaran sempurna dikelilingi awan putih bak salju menyajikan keindahan alam yang sangat memanjakan mata. Keindahan lain yang tersaji adalah hamparan tanaman bunga Edelweiss yang meliuk-liuk diterpa udara dingin nan sejuk yang tumbuh di sekitar kawah gunung.

Keindahan
alam yang tak semata-mata dapat dinikmati dengan mudah. Untuk menuju puncak hendaknya
menghabiskan waktu sekitar 5 jam dengan berjalan kaki dari desa terdekat di lereng
gunung. Terdapat beberapa jalur untuk menuju puncak. Salah satunya adalah
melalui jalur Edelweiss yang merupakan jalur faforit bagi para Pendaki.
Penamaan jalur Edelweiss ini dikarenakan di sepanjang jalur tersebut banyak ditumbuhi
bunga Edelweiss yang sering di sebut dengan “bunga abadi” oleh masyarakat Gayo
khususnya. Jalur ini diawali dengan jalan yang beraspal mulai dari simpang
jalan utama Takengon-Bireun sampai ke lereng Burni Telong tepatnya di desa
Bandar Lampahan Kecamatan Timang Gajah.
Awal perjalan kaki dari desa Bandar Lampahan akan disuguhi dengan pesona hamparan tanaman kopi, kopi terbaik di dunia yang menjadi salah satu kebanggaan warga dataran tinggi gayo. Ditanam oleh tangan dingin para petani kopi. Setelah melewati kebun kopi, perjalanan selanjutnya yaitu melewati semak belukar, kemudian barulah terlihat medan yang cukup terjal yang harus dilalui untuk mencapai puncak. Disinilah fisik dan mental para pendaki di uji. Tidak jarang para pendaki mengalami kesulitan seperti medan yang licin, kelelahan, bahkan ada yang meninggalkan barang bawaannya untuk mengurangi beban saat mendaki. Jalan yang terjal ini berujung di sebuah gua. Gua yang sering digunakan oleh para pendaki untuk beristirahat maupun bermalam. Untuk sampai di puncak, kita butuh berjalan selama kurang lebih 30 menit dari gua tersebut.
Ketika sampai di puncak, semua rasa lelah yang kita alami akan terbayarkan dengan keindahan alam Burni Telong yang menyajikan segudang keindahan dari hamparan tanaman bunga Edelweiss, pedesaan di bawah sana terlihat indah apabila langit sedang cerah, bahkan apabila sedang tidak cerah pun, akan terlihat gugusan awan yang tak kalah indahnya, dan keindahan lainnya yang belum tentu dapat kita lihat dan rasakan di tempat lain. Kekayaan alam yang patut dijaga, nikmat yang luarbiasa.
Allah berfirman “Maka nikmatku yang mana lagi yang engkau dustakan?”(QS.Ar-rahman), Sungguh disayangkan apabila nikmat ini tidak dijaga. Syukurilah dengan senantiasa menjaganya.
Banda Aceh, februari 2015
Awal perjalan kaki dari desa Bandar Lampahan akan disuguhi dengan pesona hamparan tanaman kopi, kopi terbaik di dunia yang menjadi salah satu kebanggaan warga dataran tinggi gayo. Ditanam oleh tangan dingin para petani kopi. Setelah melewati kebun kopi, perjalanan selanjutnya yaitu melewati semak belukar, kemudian barulah terlihat medan yang cukup terjal yang harus dilalui untuk mencapai puncak. Disinilah fisik dan mental para pendaki di uji. Tidak jarang para pendaki mengalami kesulitan seperti medan yang licin, kelelahan, bahkan ada yang meninggalkan barang bawaannya untuk mengurangi beban saat mendaki. Jalan yang terjal ini berujung di sebuah gua. Gua yang sering digunakan oleh para pendaki untuk beristirahat maupun bermalam. Untuk sampai di puncak, kita butuh berjalan selama kurang lebih 30 menit dari gua tersebut.
Ketika sampai di puncak, semua rasa lelah yang kita alami akan terbayarkan dengan keindahan alam Burni Telong yang menyajikan segudang keindahan dari hamparan tanaman bunga Edelweiss, pedesaan di bawah sana terlihat indah apabila langit sedang cerah, bahkan apabila sedang tidak cerah pun, akan terlihat gugusan awan yang tak kalah indahnya, dan keindahan lainnya yang belum tentu dapat kita lihat dan rasakan di tempat lain. Kekayaan alam yang patut dijaga, nikmat yang luarbiasa.
Allah berfirman “Maka nikmatku yang mana lagi yang engkau dustakan?”(QS.Ar-rahman), Sungguh disayangkan apabila nikmat ini tidak dijaga. Syukurilah dengan senantiasa menjaganya.
Banda Aceh, februari 2015
ConversionConversion EmoticonEmoticon